Ekonomi Digital Di Sekolah

Ekonomi Digital Di Sekolah

Ekonomi digital
pertama kali disebutkan oleh Don Tapscott pada tahun 2016. Ini menjadi poros baru perekonomian dunia. Secara bahasa, Ekonomi Digital adalah kegiatan perekonomian yang mengandalkan bantuan internet bantuan kecerdasan buatan / Artificial intelligent (AI). Ekonomi digital di sekolah dipahami sebagai aktivitas ekonomi warga sekolah dengan memanfaatkan jaringan internet, mencakup jual dan beli atau jenis barang dan jasa. 

Menurut para ahli, ekonomi digital dimaknai sebagai fenomena sosial yang memengaruhi sistem ekonomi secara global. Lanjutnya, Fenomena sosial itu memiliki karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen yang meliputi informasi dan berbagai akses terhadap semua informasi. 

Contoh ekonomi digital secara luas adalah transaksi online seperti jual beli online, jasa online, marketing online. Perangkat-perangkat ekonomi digital seperti: aplikasi belanja online, situs jualan online, dompet digital seperti gopay, Ovo, dana, dan semacamnya. 

Pada perkembangannya, ekonomi digital diambil sebagai peluang yang harus dikembangkan oleh generasi muda melalui pendidikan dan pelatihan di sekolah

Menggagas Ekonomi Digital Sekolah

Di tengah massivitas kemajuan teknologi dunia maya menjadi jagad yang meluas selaras teori bigbang. Semua orang dapat terkoneksi dengan mudah di seluruh dunia memungkinkan orang melakukan aktivitas apa saja dengan lebih mudah; dari mulai belajar, mencari informasi, berita, isu, opini, hingga aktivitas ekonomi seperti berbelanja atau menjual barang dan jasa. Yang terakhir disebut memang bukan hal baru. Market online saat ini menjanjikan pangsa pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha dalam segala bidang. Hanya dengan satu klik di android, barang apapun yang diinginkan akan diantar kurir langsung ke rumah.

Lompatan kemajuan itu sampai pada titik dimana kini yang dijual bukan saja produk, akan tetapi jasa atau konten. Dengan mudah orang menjual konten untuk dapat menghasilkan uang. Banyak anak-anak muda membuat konten untuk kepentingan itu sehingga kini kita familiar dengan bahasa ngonten (aktivitas membuat konten). Setiap iklan yang melintas di sela-sela konten youtube, web, atau medsos itu adalah penghasilan bagi pemilik akunnya. Fenomena ini bisa dibilang bukan barang baru. Sejak 2003, adsense (sebut saja sebuah perusahaan iklan online) menggebrak dunia periklanan digital. Pada perjalanannya, perkembangan semacam itu ditangkap sebagai sebuah peluang usaha.

Sejak kemunculannya di tahun 2016 oleh Don Tapscott, istilah ekonomi digital menjadi poros baru peluang perekonomian bagi masyarakat dunia. Pada perjalananya, Kominfo memunculkan data bahwa Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital tertinggi di asia tenggara (www.kominfo.go.id, 11 April 2022). Fakta ini sebuah kegembiraan menengok kemajuan masyarakat dalam merespon kemajuan digital

Literasi Digital Sekolah

Di dunia pendidikan, kehadiran pandemi beberapa waktu lalu menyibukkan sekolah untuk secara cepat merespon perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran. Trend belajar online dihadirkan sebagai solusi pembelajaran mode jarak jauh bagi peserta didik. Para guru ditekan sedemikian rupa untuk menguasai teknologi dan mampu melakukan aktivitas mengajar via daring.  Termasuk siswa dan orangtua siswa, yang mau tidak mau, dipaksa mengenyam litarasi digital demi memenuhi tuntutan belajar secara jarak jauh itu. Di sisi lain, kemampuan litarasi digital warga sekolah meningkat. Dari mulai kepala sekolah, guru, tendik, siswa, dan bahkan para orangtua wali siswa melek digital dan mampu mengoperasikan teknis android untuk kebutuhan belajar peserta didik.

Ekonomi Digital Sekolah

Fakta di atas menjadi modal penting untuk kemudian dikembangkan dalam frame ekonomi digital sekolah pasca pandemi. Endemi tak boleh dimaknai sebagai masa kembali belajar secara tatap muka seperti biasanya, tetapi harus dimaknai progresif melampaui situasi belajar tatap muka yang sama persis seperti sebelum pandemi. Konsep ekonomi digital sekolah adalah alternatif solutif bagi sekolah meningkatkan literasi digital bagi warga sekolah sekaligus mengembangkan sumber ekonomi bagi sekolah. Dalam tahap keseriusan, ekonomi digital sekolah bisa dijadikan jalan menuju kemandirian dan keberdayaan sekolah.

Sederhananya, berdasarkan pada litarasi digital dan pengalaman masa pandemi, sekolah dapat dengan serius membangun web, membangun channel youtube, atau media sosial lainnya untuk kemudian menjadi media komunikasi dan informasi sekolah. Segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran, pendidikan, administrasi, peserta didik, guru, dan warga sekolah lainnya dapat ditampilkan di media online tersebut. Selain sebagai wahana ekspresi peserta didik dan guru, juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi guru dan para orangtua, sekaligus memberi sumbangsih penting bagi rujukan banyak orang sedunia mengenai bagaimana mengelola sekolah dan menghadirkan model pembelajaran di sekolah yang terbaik untuk peserta didik.

Lambat laun, proses demikian menjadi habit dan karakter warga sekolah. Kesadaran menjadi masyarakat sebagai bagian dari warga global akan terbentuk dengan sendirinya. Sehingga kemampuan bersaing pun akan meningkat. Secara ekonomis, pundi-pundi rupiah yang diperoleh dapat digunakan untuk pemberdayaan dan peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah dimaksud menuju sekolah yang mandiri dan berdaya.






Post a Comment for "Ekonomi Digital Di Sekolah"