Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh Materi PAI SD Kelas 6 Bab 3 Semester 2

Sahabat Kakek Guru yang disayang Allah, Pada materi PAI dan Budi Pekerti kali ini, kita akan belajar bab baru yaitu bab 3 tentang Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh Materi PAI SD Kelas 6 Bab 3 Semester 2



Namun sebelumnya, mengingatkan agar kalian tetap mengingat-ingat 2 materi sebelumnya yaitu tentang Menerima Qada dan Qadar Materi PAI SD Kelas 6 Bab 2 Semester 2 dan tentang materi Indahnya Saling Membantu dengan cara membaca-baca buku referensi, buku catatan, atau browsing di google tentang materi itu supaya tidak lupa. 

Berikut adalah kompetensi inti pembelajaran dari materi Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh Materi PAI SD Kelas 6 Bab 3 Semester 2 yang harus dicapai: 

A. KOMPETENSI INTI (KI) MATERI

  1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
  2. Menujukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
  3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
  4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis dalam karya estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) MATERI

  1. (KD 1.5) Meyakini bahwa perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru dan sesama anggota keluarga sebagai cerminan dari iman
  2. (KD 1.6) Meyakini bahwa sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai cerminan dari iman
  3. (KD 2.5) Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga
  4. (KD 2.6) Menunjukkan sikap toleran dan simpatik terhadap sesama
  5. (KD 3.5) Memahami perilaku hormat dan patuh kepada orangtua, guru, dan sesama anggota keluarga
  6. (KD 3.6) Memahami sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai wujud dari pemahaman QS. Al-Kafirun
  7. (KD 4.5) Mencontohkan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua,guru, dan sesama anggota keluarga
  8. (KD 4.6) Menunjukkan sikap toleran dan simpatik terhadap sesama sebagai wujud dari pemahaman QS. Al-Kafirun

C. PETA KONSEP PEMBELAJARAN MATERI

Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh


D. MATERI INTI PEMBELAJARAN

Materi pembelajaran kita kali ini terdiri dari 5 point pokok, yaitu: 
  1. Baik sangka
  2. Simpati
  3. Toleran
  4. Hidup Rukun, dan
  5. Hormat dan Patuh

1. Berbaik Sangka / Husnudzon

Bacalah dengan artinya, surat Al-Hujurat ayat 12 yang pernah kita pelajari di bab sebelumnya, dan sekarang ternyata juga berkaitan dengan materi baik sangka yang kita pelajari: 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang". (QS.Al-Hujurat: 12)

Arti Berbaik Sangka

Dalam bahasa Arab, Baik sangka disebut Husnudzon. Lawan katanya ialah buruk sangka atau su'udzon. Maksudnya, kita harus selalu menyangka baik kepada orang lain. Ketika kita buruk sangka pada orang lain, maka seolah olah kita memakan daging orang tersebut secara mentah-mentah. Dan hal itu adalah perbuatan yang menjijikan. 

Agar kita selalu membiasakan diri Husnudzon (baik sangka) pada orang lain, maka hindarilah 3 perilaku berikut: 
  1. Menyangka orang lain buruk
  2. Menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain, dan
  3. Mencari-cari kesalahan orang lain.

Contoh Baik Sangka / Husnudzon

Adapun contoh Baik sangka di antaranya: 
  1. Di saat melihat teman kita bajunya kotor, maka kita tidak boleh menyangka ia tidak mengganti pakaiannya. Bisa jadi pakaiannya kotor karena waktu berangkat sekolah terkena debu jalan, atau ia terjatuh sehingga terkena tanah. 
  2. Di saat ada teman kita telat masuk sekolah, maka kita tidak boleh menyangka ia sengaja melakukannya karena malas belajar. Bisa jadi ia terlambat karena berangkat sekolah jalan kaki dan biasanya diantarkan oleh Gojek.
  3. Di saat ada teman yang tidak mengerjakan PR, maka kita tidak boleh menyangka ia adalah anak yang malas belajar. Bisa jadi ia tidak mengerjakan PR karena malemnya tertidur capek setelah membantu ayah ibunya mempersiapkan barang dagangan. 
  4. Di saat ada saudara yang tidak hadir dalam acara keluarga, kita tidak boleh menyangka saudara tersebut punya hati dendam atau malas bertemu anggota keluarga, bisa jadi saudara tersebut sedang sibuk dengan urusan keluarganya, atau bisa jadi saudara tersebut tidak punya ongkos untuk menghadiri acara keluarga. 

Hikmah Baik Sangka / Husnudzon

Ketika kita selalu berprasangka baik pada orang lain, maka kita akan mendapatkan hikmahnya. Di antara hikmah atau kebaikan yang akan kita dapatkan dari perilaku berprasangka baik adalah: 
  1. Mempererat tali persaudaraan antara sesama
  2. Tidak merugikan orang lain
  3. Pikiran menjadi bersih dan tenang
  4. Disayang oleh Allah dan Nabi Muhammad Saw.
  5. Terhindar dari sifat iri dengki dan hasud
  6. Dimudahkan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
  7. Diberikan ketenangan dalam hidup
  8. Akan selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diterima

2. Simpati

Secara bahasa dan menurut kamus besar bahasa indonesia, simpati artinya rasa kasih, rasa setuju (kepada), rasa suka.

Arti Simpati

Perilaku simpati dimaknai sebagai perasaan bersama secara sosial sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Simpati itu bersama-sama ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Di saat orang lain sedih, kita juga ikut merasakan sedih. Di saat orang lain bahagia, kita juga ikut merasakan hal yang sama. Di saat orang lain pusing, kita ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain itu. 

Contoh Simpati

  1. Di saat ada orangtua dari temanmu meninggal dunia, kamu ikut serta merasakan kesedihan yang dirasakan oleh temanmu itu. Itu yang disebut simpati. Sehingga dari rasa simpati itu, kamu dengan teman-teman sekelasmu dan wali kelasmu ber takziah ke rumahnya dan ikut berduka cita atas musibah yang menimpa temanmu itu.
  2. Di saat temanmu kehilangan uang di kelas, dan ia merasa sedih. Kamu juga ikut merasakan sedih dan kasihan kepadanya. Sehingga dari rasa simpati itu, kamu mau membantunya mencari uang yang hilang tersebut atau membantunya melaporkan kepada wali kelas.
  3. Di saat ada temanmu yang menjadi juara dalam sebuah perlombaan, dan ia merasa bahagia. Maka kamu juga merasa senang larut dalam kebahagiaan temanmu. Sehingga dari rasa simpati itu kamu mengucapkan selamat dengan tulus kepada temanmu itu. 
Contoh lain yang lebih sederhana dari rasa simpati ialah: 
  1. Saat melihat guru membawa alat mengajar atau membawa buku paket, kamu bersimpati dan membantu guru tersebut
  2. Saat ada temanmu sakit, kamu bersimpati dan menengoknya
  3. Saat ada temanmu jatuh, kamu bersimpati dan membantunya bangun
  4. Saat ada temanmu ketakutan, kamu bersimpati dan menenangkannya
  5. Saat ada temanmu sendirian tak dapat kelompok, kamu bersimpati dan mengajaknya untuk masuk ke dalam kelompok belajarmu.

3. Toleran

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, Toleran artinya tenggang rasa (yaitu menghargai, membiarkan, membolehkan). Atau juga toleran itu menghargai pendirian atau pendapat orang lain yang berbeda dengan kita. Atau juga membiarkan keinginan orang lain yang berbeda dengan kita. 

Arti Toleran

Dalam bahasa Arab, Toleran itu Tasamuh. Perilaku toleran berlaku dalam segala hal, kecuali dalam hal akidah atau keyakinan beragama. Dalam urusan keyakinan, kita tidak boleh toleransi. Sebagaimana yang tertulis dalam surat Al-Kafirun ayat 1-6. 

Contoh Toleran

  1. Kita tidak boleh melarang (membiarkan) teman non muslim kita yang akan beribadah ke geraja, pura, atau wihara. 
  2. Kita tidak boleh memaksa pendapat kita kepada teman kita
  3. Kita membiarkan teman kita dengan pendapat dia
  4. Kita memberikan kesempatan (membiarkan) kepada teman kita untuk belajar dan tidak mengganggunya
  5. Kita tidak boleh (membiarkan) mengganggu orang yang sedang solat
  6. Kita tidak boleh (membiarkan) mengganggu teman yang sedang berwudlu

4. Hidup Rukun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Rukun artinya baik dan damai, tidak bertengkar. Perilaku baik sangka, simpati, dan toleran adalah bagian dari upaya agar hidup rukun

Arti Rukun

Rukun berarti menjaga hubungan baik dengan sesama, dengan teman, dengan saudara, dengan tetangga, tidak bertengkar dan berselisih paham. Bahkan sebaliknya, saling menghargai, saling menolong, dan saling berbuat baik. 

Ayat tentang Hidup Rukun

Dalam surat An-Nisa ayat 1, disampaikan anjuran untuk hidup rukun. Arti dari QS. An-Nisa ayat 1 sebagai berikut: 
"...Bertakwalah kepada Allah yang dengan namaNya kamu saling meminta, dan peliharalah hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu".

Ciri-ciri Hidup Rukun

Kondisi hidup yang rukun, dapat dilihat dari tanda atau cirinya. Berikut adalah ciri-ciri dari hidup rukun di antaranya ialah:
  1. Saling menghargai pendapat
  2. Saling menghargai pekerjaan atau hasil karya orang lain
  3. Saling menghargai Profesi orang lain
  4. Saling menyayangi antar sesama
  5. Saling menghormati perbedaan dalam segala hal
  6. Saling berbuat baik satu sama lain

Hikmah / Manfaat Hidup Rukun

Hikmah atau manfaat dari hidup rukun di antaranya adalah:
  1. Tidak ada pertengkaran atau perselisihan
  2. Hidup dalam keluarga dan lingkungan yang harmonis
  3. Hidup aman tanpa gangguan
  4. Hidup tentram dan damai
  5. Kuatnya persatuan dan kesatuan

5. Hormat dan Patuh Kepada Orangtua, Guru, dan Anggota Keluarga

Bacalah dan amati ayat dalam Al-Qur'an berikut ini!
QS. Annisa Ayat 36
Artinya:
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri" (QS. Annisa: 36)

Arti Hormat dan Patuh Kepada Orangtua, Guru, dan Anggota Keluarga


Hormat artinya menghormati. Patuh artinya nurut dan taat tanpa terkecuali. Ketaatan dan kepatuhan kepada kedua orangtua itu hukumnya wajib atau fardlu. Jika tidak hormat atau patuh pada kedua orangtua maka berdosa. 

Hormat Patuh Kepada Orangtua

Bagi anak laki-laki, kepatuhan pada ayah dan ibunya berlaku sepanjang hayat, seumur hidup. Meskipun ia sudah menikah dan mempunyai anak, Tetap ia harus mendahulukan kepentingan ibu atau ayahnya dibandingkan kepentingan istri dan anaknya sekalipun.

Bagi anak perempuan, kepatuhan dan ketaatan pada ayah dan ibunya berlaku hingga ia dinikahkan. Setelah dinikahkan dengan seorang perempuan, ketaatan dan kepatuhan kepada kedua orangtuanya sudah tidak berlaku hukum wajib. Kewajiban patuh dan taat seorang perempuan yang telah menikah itu kepada suaminya, bukan kepada kedua orangtuanya. 

Hormat Patuh Kepada Guru

Kepatuhan kepada guru karena gurulah yang memberikan ilmu pengetahuan, yang memberikan petunjuk dan bimbingan hidup, mengajarkan tentang akhlak dan tatakrama. 

Meskipun suatu saat nanti, kamu ternyata memiliki pangkat atau jabatan yang lebih tinggi dari gurumu, maka tetap kamu harus menghormati gurumu. 

Meskipun suatu ketika kamu melihat banyak kekurangan atau kesalahan dari kata kata atau perbuatan gurumu, maka tetap kamu harus menghormatinya. Setidaknya menghormati ilmunya, menghormati jasanya padamu.

Hormat Patuh Kepada Kerabat dan Saudara

Homat dan patuh juga dilakukan kepada saudara dalam keluarga. Tentunya dilandasi dengan rasa ikhlas dan saling menghormati menghargai satu sama lain. 

Saudara yang lebih tua harus mengayomi, melindungi, dan menyayangi saudara yang lebih muda. Begitupun sebaliknya, saudara yang lebih muda harus menghormati saudara yang lebih tua. 

Contoh Hormat dan Patuh Kepada Orangtua, Guru, dan Anggota Keluarga

A. Kepada Orangtua
  1. Saat disuruh oleh ibu langsung dikerjakan
  2. Saat ayah ibu sedang mengatakan sesuatu pada kita, maka perhatikan dengan baik
  3. Saat ditegur oleh ayah ibu, baiknya diam dan tidak boleh menyela atau menjawab perkataan kedua orangtua kita sebelum mereka selesai bicara
B. Kepada Guru
  1. Menyapa guru saat di sekolah maupun di luar sekolah
  2. Izin saat punya keperluan keluar kelas saat pembelajaran berlangsung
  3. Berbicara dengan sopan
  4. Tidak menduduki kursi yang biasa dipakai guru di kelas

6. Soal Ulangan Harian Materi Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh Materi PAI SD Kelas 6 Bab 3 Semester 2


Berikut adalah soal ulangan harian Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh materi PAI SD Kelas 6 

1. Baik sangka itu dianjurkan, sedangkan buruk sangka (Su'udzon) itu dilarang. Nah, Orang yang Baik sangka berarti ia berpikir....
     a. Masa depan
     b. Positif
     c. Negatif
     d. Cerdas

Soal Selanjutnya silakan Klik link di Bawah ini!






Post a Comment for "Baik Sangka, Simpati, Toleran, Hidup Rukun, Hormat Patuh Materi PAI SD Kelas 6 Bab 3 Semester 2"